Gerah…..Jangan Pernah Stress, Selalu Optimis, dan Selalu bersama Yang Maha Esa.

Gerah, jengah,frustasi, bingung…

Source: image

Ya Allah, Tuhan Semesta Alam, Engkau yang membolak-balikkan hati kami, Engkau yang Maha Melindungi kami, Engkau yang selalu merahmati dan menyayangi kami..

Maafkanlah kelalaian kami, karena sudah terlalu jauh kami melangkah dan berusaha di jalan yang sama sekali tidak memberikan manfaat dan berkah buat orang banyak, tidak memberdayakan alam, dan tidak menghargai alam ini, bahkan sangat mengganggu eksistensi makhluk lain yang sangat tidak punya kepentingan hidup dengan manusia itu sendiri. Bahkan langkah kami sudah masuk dalam kategori syirik (menduakan, bahkan membilangkan Tuhan dalam jumlah yang sangat tidak terbatas) tanpa kami sadari, bahkan dengan kesadaran kami.

Buat rekan-rekan yang pernah dan masih membaca blog ini, semoga Tuhan selalu menitipkan ingatan kepada kita untuk selalu meminta pertolongan kepadaNya, selalu mendapatkan harapan, selalu mendapatkan semangat hidup, dan optimisme dalam menjalani kehidupan zaman ini, yang sungguh luar biasa tantangannya.

Hidup akan semakin sulit dengan kondisi sekarang, dan itu berlaku buat siapa saja. Rakyat sudah semakin susah mencari nafkah, bahkan untuk hidup tenang pun terkadang sudah sangat susah, karena dihantui begitu banyak tantangan dan kendala baik dari eksternal kita, ataukah pemikiran kita sendiri.

Buat rekan-rekan yang sedang terindikasi positif dengan covid, ataukah yang masih sehat, dan pernah merasakan covid-19, jangan pernah Anda stress, jangan pernah Anda takut, jangan pernah Anda gelisah, jangan pernah Anda tidak punya harapan.

Selalu paksa diri Anda untuk optimis, paksa diri Anda bahagia, paksa diri Anda untuk punya tujuan/harapan/cita-cita, sehingga tubuh Anda akan melakukan itu semua secara mandiri dan auto, dan akan meningkatkan imunitas Anda menghadapi pandemi ini. Dan paksalah Tuhan Yang Maha Esa, untuk selalu mengingatkan keinginan tersebut dalam ibadah Anda, sehingga Anda akan selalu terjaga dari covid-19(polusi udara) yang sudah semakin parah ini.

Kalau pemerintah sudah tidak perduli sama sekali dengan pencemaran udara ini yang membawa dampak pandemi covid-19, maka langkah preventif buat kita semua adalah meminta kepada Yang Maha Kuasa, untuk meminta perlindungan-Nya. Dan itu sangat mudah sekali buat Dia.

Tuhan sangat mudah sekali melakukannya, bisa dengan memerintah makhlukNya (angin) membawa polusi udara ini ke tempat-tempat dimana ada makhluk lain (pohon & tanaman) yang bisa menyerap polusi udara ini. Tuhan bisa sangat mudah sekali memberi perlindungan kepada kita dengan membuat udara yang kita hirup tidak mengandung partikel berbahaya yang bisa menimbulkan gejala covid-19.

Dengan mahkluk ‘air’-Nya, Tuhan bisa membersihkan semua polusi udara yang ada di tempat kita secara masif, dan sekaligus memberikan ion-negatif(air hujan adalah sumber ion negatif terbesar, selain air terjun dan pinggir pantai) yang sangat menyehatkan dan menyegarkan buat tubuh kita, hewan, dan tentu tumbuh-tumbuhan.

Tuhan pun bisa menitipkan kita optimisme, dan semangat hidup, sehingga imunitas tubuh kita meningkat secara drastis untuk menghalau partikel-partikel berbahaya di polusi udara yang berhasil memasuki sistem pernafasan kita.

Semua manusia bisa mengalahkan covid-19 (polusi udara) ini, asalkan kita punya optimisme, tujuan baik, dan cita-cita hidup yang luhur, karena kesemua itu adalah shield/pelindung/imunitas tubuh kita menjalankan kehidupan. Mau kita orang berpendidikan, ulama, ustadz, guru, dokter, professor, kalau sudah takut mati akan covid-19, takut akan covid-19 yang katanya sangat berbahaya ini, maka itu adalah pintu masuk lebih besar untuk kita menuju kematian baik secara lahiriah, maupun rohani (mengingkari kuasa/hak Tuhan).

Covid-19 atau polusi udara ini, bukan barang baru. Barang ini sudah sangat lama sekali, hanya saja di era ini didefiniskan menjadi Covid-19. Namun bukan covid-19 yang berbahaya, tapi paradigma kita terhadap covid-19 ini yang sangat berbahaya, dan itu yang perlu kita hindari.

Dengan covid-19, kita sudah sangat jauh dari Tuhan, kita sudah sangat menghina Tuhan, kita sudah seperti saingan Tuhan.

Covid-19 membuat kita, mencurigai sesama kita manusia bisa menularkan penyakit dari hembusan nafasnya. Bahkan sempat menyalahkan hewan/binatang sebagai sumber penyakit. Dengan covid-19, kita sudah tidak memperhatikan kebutuhan teman, tetangga atau keluarga, apa yang mereka butuhkan dalam keadaan sakit.

Kita bahkan sangat tega sekali mengusir teman, tetangga, atau keluarga kita dengan cara mengisolasi mereka ke tempat yang jauh bahkan sangat terpencil, karena ketakutan kita akan covid-19 yang sangat tidak beralasan sama sekali dan tanpa ilmu sama sekali akan covid-19 ini.

Kita karena takutnya akan covid-19, maka kita hampir setiap hari menyemprotkan disinfektan ke-rumah, jalan, dan banyak tempat lain, dimana disitu ada sangat banyak mahkluk lain yang pasti akan terbunuh karena penyemprotan ini.

Aparat, karena alasan perintah atasan, sangat mudah sekali mengusir para pedagang kaki lima, para pencari nafkah di jalan. Bahkan sangat mungkin memenjarakan atau menghukum mereka yang nota bene para mujahiddin keluarga yang sedang mencari nafkah buat keluarga mereka. Dan itu kita lakukan atas nama kebaikan bersama, atas nama tugas dari negara.

Mana ada kebaikan bersama, kalau ada dari kita sudah sangat terganggu, tidak bisa mencari nafkah untuk keluarga, namun kita dengan sangat mudahnya mengatakan untuk kebaikan bersama. Itu semua omong kosong, dan tidak berlogika sama sekali dari sudut pandang akhlak yang baik.

Covid-19 atau polusi udara semakin berbahaya, hanya jika kita manusia menjadi stress, takut, khawatir, depresi, dan bentuk-bentuk psikologi yang erat kaitannya dengan sistem imunitas tubuh kita.

Polusi udara memang berbahaya, namun kita tidak bisa menghindari ini, karena pemerintah memang sudah abai akan ‘hal’ ini. Mereka tidak peduli sama sekali sama rakyatnya, bahkan alam kita ini. Hanya karena uang dan kemewahan di dunia yang sementara ini, mereka para oknum rela membunuh manusia, hewan/binatang, dan alam secara tidak langsung dan sadar dengan menghasilkan polusi udara yang semakin besar dan terus membesar karena kebutuhan dan perkembangan ekonomi.

Polusi udara ada dimana-mana, khususnya kota besar, di jalan-jalan raya, di kawansan industri, di airport, di pembangunan konstruksi gedung, dan lain-lainnya. Dan itu semua adalah sumber dari covid-19 ini. Bukan virus-virus buatan, dan lain-lain dalam konteks konspirasi.

Polusi udara yang seharusnya ditanggulangi secara bersama, malah dijadikan lahan bisnis dengan nama pandemi covid-19. Industri kesehatan, peralatan medis, obat-obatan, masker, ventilator, vaksin, dan masih byk lagi yang meraup keuntungan dari bisnis ini.

Betul ada manfaatnya, karena ada perputaran bisnis, tapi ini sudah kebablasan, karena stigma covid-19 yang sangat berbahaya, menular dari manusia ke manusia, membuat kita menjalani hidup lebih susah, dalam segala hal, bahkan karena stigma ini, banyak manusia menjemput ajalnya lebih cepat, dan itu wajar karena mereka memang sudah menggadaikan hidupnya kepada ketetapan manusia itu sendiri, dengan meyakini kalau saya terkena covid-19, maka saya akan mati. Wajar Tuhan mencabut nyawa kita, karena kita sudah tidak percaya lagi bahwa kematian adalah hak sepenuhnya dari Tuhan. Kita yang meminta nyawa kita dicabut lebih awal, karena kita sudah memvonis diri kita akan mati karena covid-19 ini.

Banyak negara sudah pernah melakukan lockdown, bahkan berkali-kali, pembatasan sosial terbatas, dan sejenisnya, program vaksin pun juga sudah banyak dilakukan oleh negara-negara lain, termasuk negara kita. Tapi tidak ada hasil signifikan, semua negara masih berpotensi terkena definis ‘covid-19’. Bahkan ada yang sudah terkena berkali-kali, baik sebelum divaksin, dan sesudah divaksin.

Apakah bukan suatu keanehan atau kebodohan, kita melakukan sesuatu yang sama, dan berulang, dan mengharapkan hasil yang berbeda ??

Kurangnya literasi, kurangnya keinginan untuk meniliti covid-19 dari sudut pandang yang berbeda, maka langkah pencegahan, langkah penanggulangannya akan menjadi sia-sia.

Jangan pernah takut akan covid-19, tapi takutlah dengan polusi udara yang mengancam kita, dimana saja kita berada, karena semua gejala covid-19 adalah gejala yang sama jika kita terpapar polusi udara diatas batas aman yang sudah ditetapkan.

Selalu menggunakan masker untuk kegiatan outdor, kalau mampu membeli masker khusus dengan filtrasi tinggi, maka belilah, jika kita tidak mampu, berikan lapisan tambahan di masker kita.

Dan yang paling utama, lupakan stigma covid-19, dan jangan pernah stress berkepanjangan, karena stress berkepanjangan menghasilkan protein yang sama persis dari covid-19, bahkan tingkatannya jauh lebih besar dibandingkan dari dampak polusi udara.

A Possible Change Process of Inflammatory Cytokines in the Prolonged Chronic Stress and Its Ultimate Implications for Health’

Selalu optimis, dan tetapkan tujuan hidup kita dalam perlindungan dan kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, Insya Allah kita akan sangat mampu menghadapi definisi pandemi ini, tanpa perlu mencurigai orang lain menularkan, menjalankan kehidupan secara normal dan selalu menjaga kebersihan.

Dan buat pemerintah, selama tidak ada kebijakan untuk membatasi polusi udara di negara kita dari pembangkit listrik berbahan batu bara, industri smelter, pabrik-pabrik raksasa skala besar, peternakan skala raksasa, pabrik pupuk, peluncuran roket-roket ujicoba, dan sumber polusi udara yang lain, maka selama itu pula pemerintah tidak akan pernah bisa melewati pandemi ini, dan akan menuju kehancuran ekonomi yang sudah di depan mata.

Salam..

7 responses to “Gerah…..Jangan Pernah Stress, Selalu Optimis, dan Selalu bersama Yang Maha Esa.”

  1. Salam bang kapteng
    akhirnya prediksi terjadi ya bang.
    sama seperti artikel diatas, saya sepakat 100% bahwa ‘virus’ menular ini adlh polusi udara. Sepertinya pertengahan tahun ini semakin masif penyebarannya. Saya mengamati dari pola situasi masyarakat. Dimana banyak yg terjangkit polusi dan menyebabkan gangguan pernapasan. Terlepas dari konspirasi yg ada skrg, sepertinya dunia farmasi yg aktif saat ini.
    Semoga pandemi yg asli bisa dilewati.
    terima kasih utk semua info artikelnya bang.
    Salam sehat

    Like

    • Salam sehat, dan jangan panik, jangan stress, jangan takut, selalu happy & ikhlas, terus beribadah dan berdoa. Dan selalu menggunakan masker filtrasi tinggi, atau 2 lapis masker jika berada di lokasi yang polusinya tinggi.

      Selalu mengkonsumsi bahan makanan yang murah berikut, karena kandungan ‘lutein’ & ‘zeaxanthin’ di dalam bahan makanan ini, bisa mereduksi sitokin IL-6 (salah satu pro-inflammatory cytokines).

      “Lutein exerts anti-inflammatory effects in patients with coronary artery disease.”
      http://liu.diva-portal.org/smash/get/diva2:1110688/FULLTEXT01

      Bayam(Spinach), Kacang Polong(Green Peas), Labu/Walu Panjang (Summer Squash), Labu Kuning (Pumpkin), Kubis Brussel (Brussel Sprouts), Brokoli(Broccoli), Asparagus, Selada Romaine (Romaine Lettuce), Wortel (Carrots), Kacang Pistachio (Pistachios),
      https://www.myfooddata.com/articles/high-lutein-and-zeaxanthin-foods.php

      Daun Kale, Sayur Collard Greens, Jagung Manis Kuning (Yellow Corn Sweet), Sayur Swiss Chard, Arugula,
      Kuning Telur (Eggs), Kentang Manis (Sweet Potatoes),
      https://www.verywellfit.com/learn-about-lutein-2505909

      Ajarkan keluarga & teman, tentang pentingnya hidup sehat & bahagia, dan penggunaan masker.
      Semoga kita bisa melewati “definisi pandemi” ini dalam perlindungan Tuhan Yang Maha Esa.

      Like

    • taunya kita hanya berusaha, berusaha dan terus berusaha
      berdo’a terus . . . dan cari pengetahuan pakai fikiran terus sampai maut menjemput ?
      Y, wajib
      Al- Hasil . . .
      Takdir itu kepastian yang Ghoib
      karena waktu yang akan datang tiada satupun makhluq kecil yang tau
      apa yang akan terjadi
      peramal sakti ?

      Like

  2. Takut mati ? takut sakit ? takut kiamat sughro ? atau qubro ?
    Berdo’a . . . dong
    berdo’a memohon pada Siapa ? dikabulkan ?
    Apakah skenario cerita dunia itu emang Siapa yang bikin ?
    Jelas Ghoib dong
    Dia Jelas Maha Hebat
    Pemilik segala sesuatu
    Dzahir ataupun Bathin
    Jasad tanah air api udara ataupun ruh sukma aura nafsu rasa
    Ujian hidup ?
    pemeran hidup ? sebagai apa ? + ? – ?
    posisi hidup ?
    lingkungan hidup ?
    sejak adanya alam semesta ?
    sebelumnya sudah dibikin skenario hidup ?
    keseimbangan + atau – ?
    Pikiran pusat ruh ?
    Kecerdasan terbatas yg dianugerahi oleh Siapa ?
    Kemuliaan ?

    Like

  3. taunya kita hanya berusaha, berusaha dan terus berusaha
    berdo’a terus . . . dan cari pengetahuan pakai fikiran terus sampai maut menjemput ?
    Y, wajib
    Al- Hasil . . .
    Takdir itu kepastian yang Ghoib
    karena waktu yang akan datang tiada satupun makhluq kecil yang tau
    apa yang akan terjadi
    peramal sakti ?

    Like

Leave a comment