Apakah “Dana Berlimpah” bisa menghentikan pandemi COVID-19??

Photo by Jason Leung on Unsplash

Kalau negara maju saja tidak mampu, Indonesia bagaimana?

Anggaran atau budget negara maju sangat jauh diatas anggaran kita(Indonesia). Negara maju tingkat pendidikannya lebih tinggi di bandingkan Indonesia. Apakah mereka berhasil menghentikan kasus covid-19 ?

Kalau mereka saja dengan anggaran dan kualitas rakyatnya yang “mungkin” lebih baik dari sisi pendidikan saja tidak mampu, mengapa kita harus mengikuti pola-pola mereka dalam menanggulangi pandemi ini ?

Hanya ada dua kemungkinan kenapa negara ini mengikuti pola-pola negara maju, yang sudah terbukti mereka tidak mampu menghadapi pandemi ini:

  1. Kita memang “bodoh”, sehingga apapun yang dilakukan negara maju, maka kita akan mengikutinya.
  2. Kita sangat rakus dan berjiwa materialistis (koruptor), sehingga melihat ada potensi bisnis di pandemi ini.

Logika simple saja, kalau memang sudah tidak punya ilmu akan pandemi ini, khususnya langkah-langkah pencegahan dalam hal mengurangi tingkat kematian akan pandemi ini(tingkat kematian covid terkait polusi udara). Maka tidak usah latah membuat kebijakan lockdown dan sejenisnya. Karena itu semua membuat masalah baru.

Tempuhlah cara radikal, bebaskan kembali masyarakat dalam beraktifitas, dengan catatan harus menggunakan masker standard yang bisa mencegah polutan-polutan yang berbahaya yang ada di udara(PM 2.5 dan PM 0.1). Hanya itu yang bisa kita lakukan untuk mencegah masuknya polusi udara yang berbahaya yang bisa meningkatkan kematian akan pandemi covid-19 ini.

Kalau ada masyarakat terkena gejala, lakukan isolasi mandiri, galakkan kebersamaan di tengah masyrakat untuk saling membantu, hilangkan stigma virus ini menyebar dari manusia ke manusia. Karena stigma ini, sangat merendahkan manusia sebagai makhluk sempurna ciptaan Tuhan.

Tidak ada virus berbahaya yang bisa membunuh manusia lain dari hembusan nafas manusia itu sendiri. Itu logika bodoh dan sangat merendahkan manusia, dan tentunya menghina Tuhan Sang Maha Pencipta.

Kita boleh bodoh karena sains, tapi jangan bodoh karena sudah tidak beretika kepada Tuhan Yang Maha Esa akan penciptaanNya.

Semua menjadi kompleks dan membingungkan, kalau kita sudah bodoh dari informasi sains, dan juga sudah men-Tuhan-kan sains itu sendiri (tanpa kita sadari), dan tidak lagi melihat dari sudut pandang ajaran agama, dan keyakinan.

Semoga daerah yang masih punya keyakinan akan Tuhan Yang Maha Esa, selalu dilindungi oleh Tuhan, dengan meniupkan angin, sehingga udara berisi polutan-polutan berbahaya yang bisa mentrigger gejala covid-19 ini bergerak ke tempat-tempat yang seharusnya dan tidak membahayakan makhluk tertentu.

Semoga hujan selalu membersihkan polutan-polutan yang berbahaya yang ada di lapisan udara, sehingga udara yang sangat berharga dan mahal ini menjadi bersih dan menyehatkan buat manusia, hewan, dan makhluk yang lain.

Pohon,tanaman di hutan, halaman rumah, di taman kota, selalu menjalankan tugasnya untuk selalu menyerap polutan berbahaya yang ada di udara, dan tetap menghasilkan anion(negative ions) yang menyehatkan manusia dan makhluk lain.

Tanah yang mentralisir polutan-polutan yang jatuh bersama air hujan. Dan selalu memberikan kesuburan buat petani.

Air laut yang juga semakin berat usahanya menetralisir polutan-polutan yang jatuh ke tempat mereka dan menjaga ekosistem laut untuk kemakmuran dan kebutuhan manusia.

Terima kasih alam.. (udara, angin, hujan, laut, sungai, air, tanah, atmosphere, pohon, hutan, anion, gunung,…)